“Tenggelam atau Berenang”
Adalah dilema umum yang dihadapi bisnis pada waktu-waktu tertentu, tetapi situasi ini tidak bisa lebih relevan daripada dalam 14 bulan terakhir, dengan Covid-19 terus merusak ekonomi kita semua.
Krisis Covid-19 telah mewajibkan perusahaan yang mungkin duduk di pinggir lapangan dan lambat dalam mengadopsi teknologi untuk mempercepat laju digitalisasi mereka.
Meskipun ada banyak pendorong untuk transformasi digital, namun yang paling cepat dan ekstrem dalam ingatan baru-baru ini adalah dampak gangguan kronis dari Covid-19.
Covid-19 telah mencabut kebiasaan kita, seperti pertemuan tatap muka, kunjungan ke pusat perbelanjaan dan perjalanan global, memaksa orang untuk mengadopsi teknologi yang tidak biasa kita gunakan.
Bagi banyak dari kita, “pertemuan zoom”, “pengiriman makanan online”, “konferensi virtual”, dan “konsultasi telehealth” adalah kegiatan yang sebelumnya tidak biasa kita lakukan, tetapi sekarang menjadi pusat kehidupan kita.
Akibatnya, bisnis perlu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan cara konsumen berinteraksi dan berbelanja, untuk memastikan bahwa mereka tetap relevan dalam teknologi baru yang dominan normal ini.
Salah satu pelaku bisnis distribusi ukm yang saya dampingi, selama proses “penyembuhan” karena salah urus di tahun 2019, selama tahun 2020 mulai bisa merangkak kembali dan sembuh, malah diakhir tahun 2020 bisa mencatat sedikit profit …. Namun di awal 2021 kembali lagi “ngos-ngosan” karena cashflow banyak tertahan di Toko-toko.
Hal ini terjadi karena ternyata faktor “manusia” yang masih sulit disadarkan akan situasi bisnis saat ini yang beresiko karena kita semua berada dalam ketidakpastian.
Harus hati-hati memberi kredit barang kepada toko. Kalau tim kita “bodoh” masih bisa dibina dan dilatih, tapi jika berhadapan dengan orang bodoh yang bangga dengan “kebodohannya” maka tim penjualan perlu segera diremajakan.
Ada lagi, owner yang setiap hari harus pulang dari toko sampai jam 12 malam, karena semua kerjaan final harus ditangani sendiri, padahal dia sudah punya 80 karyawan. Sebenarnya Apa yang sedang terjadi? Dimana yang keliru?
Padahal bisnisnya sudah berani masuk ke sistem yang baik, tapi komunikasi dan delegasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik.
Jadi , dapat disimpulkan bahwa , satu hal yang pasti: kecepatan transformasi digital bisnis yang dipercepat akan tetap ada dan jika bisnis tidak merangkul hal yang tak terhindarkan, mereka akan tertinggal.
Kita harus Persiapkan semua orang dalam Tim agar siap menghadapi perubahan ini.
Bisnis kita tetap mengandalkan orang yang bisa membantu kita dengan mindset yang benar dan pada akhirnya menjadi produktif.
Bandung, Mei 2021
Ferry Jusuf
sangmentor