Bacaan: Mazmur 92:5 “Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.”
Renungan:
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu pada ibunya karena sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. “Anakku, aku tahu itu terasa sangat sakit. Tetapi cobalah kerahkan semangatmu untuk melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit itu. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau buat,” kata ibunya dengan sendu dan lembut. Anak kerang melakukan nasihat ibunya, tetapi rasa sakit masih saja menyiksanya. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan sejuta tenaga ia bertahan bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebuah mutiara besar yang utuh mengkilap dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara. Penderitaannya bertahun-tahun tidak sia-sia. Sekarang ia telah berubah, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang hanya disantap sebagai kerang rebus di pinggir jalan.
Cerita di atas mengingatkan kita bahwa penderitaan adalah lorong proses untuk menjadikan kita dari orang biasa menjadi orang luar biasa. Terlihat jelas bahwa kekecewaan dan penderitaan merupakan arena kehidupan yang mengubah kita menjadi pribadi luar biasa. Orang-orang yang sukses bukanlah orang-orang yang selalu hidup tanpa masalah dan tantangan, melainkan orang-orang yang mampu menghadapi kegelapan, rintangan dan hambatan. Mereka memeranginya, mensiasatinya dan menang. Bersukacitalah akan perbuatan Tuhan apapun bentuknya. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas setiap masalah dan penderitaan yang Kau izinkan terjadi dalam hidupku. Berjalanlah terus bersamaku, sehingga setiap air mataku pada akhirnya akan menjadi mutiara berharga bagi hidupku. Amin. (Dod).