Bacaan: Mazmur 127:1 “Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.”
Renungan:
Seorang ayah ingin agar anaknya menjadi pianis terkenal. Ia pun kemudian memasukkan anaknya yang baru berusia 5 tahun ke sekolah musik untuk belajar piano. Beberapa waktu kemudian, seorang pianis terkenal datang untuk konser ke kota mereka. Banyak orang berlomba-lomba untuk membeli tiket masuk. Sang ayah tersebut pun membeli 2 tiket, satu untuknya dan satu lagi untuk anaknya. Ketika hari pertunjukkan tiba, kursi-kursi sudah terisi penuh satu jam sebelumnya. Sang ayah duduk beberapa baris dari kursi depan dan anaknya duduk di sampingnya. Karena tidak betah duduk di tempatnya, sang anak kemudian diam-diam menyelinap pergi. Beberapa waktu kemudian sang ayah baru menyadari bahwa anaknya tidak ada di sampingnya. Sang ayah lebih kaget lagi ketika lampu sorot dinyalakan dan ia melihat anaknya duduk persis di depan piano yang akan dimainkan oleh sang pianis ternama. Dengan berani, anak itu mulai menekan tuts-tuts piano dan memainkan sebuah lagu berjudul “Twinkle twinkle Little Star”. Tak lama kemudian sang pianis ternama berjalan menuju piano dan ketika melihat anak kecil tersebut, ia tersenyum sambil berkata, “Teruslah bermain.” Sang pianis duduk di samping anak tersebut dan mulai bermain mengimbangi permainan anak kecil itu. Setiap kesalahan yang dilakukan anak kecil itu, dibenarkan oleh sang pianis, sehingga terciptalah sebuah permainan yang indah dan harmonis. Selesai bermain, seluruh hadirin bersorak gembira sambil melemparkan bunga ke atas panggung. “Luar biasa, aku baru saja belajar piano, sudah bisa bermain sehebat ini,” kata anak kecil itu bangga. Anak itu tidak tahu bahwa kehebatan permainannya disebabkan karena sang pianis terkenal bermain di sampingnya mengisi semua kelemahannya.
Kita sering merasa hebat ketika berhasil mencapai atau melakukan sesuatu, tapi kita lupa bahwa semua keberhasilan kita terjadi karena Tuhan berada di samping kita. Kita begitu banyak memiliki kelemahan dan kekurangan seperti halnya anak kecil tersebut, tetapi Tuhan mengisi setiap kelemahan dan kekurangan kita, mengimbangi permainan kita, sehingga menghasilkan sesuatu yang indah dan dapat dinikmati bukan saja oleh kita, tetapi juga orang lain di sekeliling kita. Kiranya kita tidak akan pernah lupa bahwa sehebat apa pun kita, semua itu akan sia-sia dan tidak ada apa-apanya kalau Tuhan tidak turut bekerja di dalam kita. Dialah yang membuat kita hebat dan berhasil. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih, karena tanpa Engkau di sampingku, aku tidak ada apa-apanya dan segala yang kulakukan hanya sia-sia saja. Ajarilah aku untuk selalu mengembalikan pujian yang ditujukan padaku hanya untuk-Mu saja. Amin. (Dod).