Bacaan: Galatia 5:13 “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”
Renungan:
Suatu ketika sebuah grup salesman menghadiri sebuah konferensi di Chicago. Mereka telah berjanji kepada istri masing-masing akan tiba di rumah pada hari Jumat malam untuk makan malam bersama. Hal ini membuat mereka terburu-buru ke bandara sambil membawa koper-kopernya. Namun saat menuju tempat boarding pass, tanpa sengaja salah seorang salesman itu menyenggol sekotak apel yang dijajakan. Apel-apel itu berhamburan ke mana-mana. Namun para salesman itu tetap bergegas pergi. Tapi satu di antara mereka berhenti. Dia berhenti sejenak dan mengambil nafas dalam-dalam. Dia mencoba mendengarkan suara hatinya. Ia pun merasa kasihan melihat gadis penjual apel itu. Dia segera memberitahu teman-temannya untuk berangkat tanpa dirinya. Dia meminta salah satu dari mereka untuk menghubungi istrinya bahwa ia akan terlambat pulang. Salesman itu segera kembali ke tempat gadis penjual apel. Ternyata gadis penjual apel itu buta. Ia sedang meraba-raba untuk mencari apel-apelnya sambil menangis. Salesmen itu pun berlutut memunguti apel bersama gadis itu. Kemudian ia membantu gadis itu menata kembali apel-apelnya di meja. Ketika ia melihat banyak apel yang rusak, ia memisahkannya. Setelah selesai ia berkata kepada gadis itu, “Ini uang 40 dolar. Tolong ambil ini untuk mengganti apel-apel yang rusak.” Gadis itu menerima uang tersebut sambil menghapus air matanya. Salesman itu kemudian berkata, “Aku harap apa yang kami lakukan tidak merusak harimu menjadi lebih buruk.” Ketika salesman itu hendak pergi meninggalkan gadis buta itu, gadis itu memanggilnya kembali dan bertanya, “Tuan, apakah engkau Yesus?” Salesman itu hanya tertegun dan tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Perlahan dia pergi ke arah loket penjual tiket untuk membeli tiket pulang dengan pesawat berikutnya. Namun pertanyaan gadis itu terus terdengar di telinganya, “Apakah engkau Yesus?”
Banyak orang di dunia ini seperti gadis itu. Mereka dalam keadaan buta dan membutuhkan pertolongan untuk mengenal lebih dekat siapa itu Yesus. Namun kita yang telah lebih dulu dicelikkan matanya oleh Yesus, jarang ada yang mau berhenti sejenak untuk menolong mereka. Marilah mulai saat ini kita berjalan dan hidup sebagaimana Yesus hidup dan telah melakukan banyak kebaikan, sehingga ketika kehidupan seseorang bersentuhan dengan hidup kita, dia dapat merasakan kasih Yesus yang besar. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan kasih-Mu, sehingga hatiku menjadi seperti hati-Mu, hati yang penuh belas kasih dan cepat tergerak untuk membantu orang yang memerlukan pertolongan. Amin. (Dod).