Selasa, 28 Maret 2023

Kencan Dengan Tuhan (Minggu, 5 September 2021)

Bacaan: Amsal 16:32 “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”

Renungan:
Di zaman peternakan besar di barat, terkadang seekor keledai diikatkan pada seekor kuda liar. Lalu keduanya dilepaskan di padang gurun. Sang kuda liar akan mengamuk, menyeret keledai kecil tersebut dan melemparkannya ke sana ke mari seperti kantong makanan ternak. Tetapi beberapa hari kemudian keduanya akan kembali. Keledai kecilnya akan kelihatan terlebih dulu menuju ke peternakan sambil menyeret kuda liar yang sudah jinak itu. Mengapa terjadi perubahan yang demikian? Sang kuda liar yang pada awalnya menyeret keledai kecil ke mana-mana dan membantingnya ke sana kemari, setelah beberapa waktu berlalu, kini justru sang keledai yang menyeret kuda liar itu dalam perjalanan pulang kembali menuju peternakan. Rupanya yang terjadi adalah, saat di padang gurun, sang kuda yang berusaha melepaskan diri dari sang keledai yang diikatkan kepadanya, sudah merasa lelah dan putus asa karena tidak berhasil melepaskan dirinya. Di saat itulah sang keledai gantian menjadi tuannya. Hewan yang lamban dan sabar ini akhirnya bisa menjadi pemimpin atas hewan yang lebih kuat, lebih cepat dan lebih gesit tersebut.
Orang-orang yang sabar, tekun dan pekerja keras, mungkin saja pernah mengalami diri mereka dilecehkan atau bahkan dihina oleh mereka yang lebih kuat dan berkuasa. Tetapi dengan berbekal kesabaran dan ketekunan pada akhirnya mereka cenderung dapat mencapai lebih banyak, naik lebih tinggi dalam karir dan lebih disegani rekan-rekan sekerjanya maupun bawahannya.
Marilah kita memilih untuk bersikap sabar dalam menghadapi hinaan dan tekanan dari orang lain. Walau pada saat itu terjadi, mungkin ego kita tersakiti, mungkin harga diri kita seolah-olah dibanting dengan amat keras, namun orang yang bertahan dan terus bersabar, pada akhirnya dialah yang akan memenangkan pertandingan itu dan menjadi seorang pemenang. Karena pemenang sejati bukanlah orang yang hanya menang pada awalnya saja, namun pemenang sejati adalah orang yang mampu bertahan hingga pada akhirnya. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena kini aku tahu untuk menjadi seorang pemenang aku harus memiliki hati seluas samudera agar aku dapat menjalani setiap ujian hidup ini tanpa merasa tersakiti. Amin. (Dod).