Bacaan: Mazmur 37:4
“Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”
Renungan:
Suatu hari ada seorang kakek buta berusia 92 tahun masuk ke panti jompo. Istrinya baru saja meninggal, sehingga kakek tersebut tidak ada yang mengurusnya lagi. Anak-anaknya sibuk dan sudah memiliki kehidupannya masing-masing. Selama ini, kehidupan sang kakek serba teratur. Walaupun dirinya buta, namun sang kakek selalu gembira dan penuh rasa percaya diri. Dia tidak pernah mengeluh atas keterbatasan dirinya, sebaliknya dia selalu merasa bangga akan dirinya sendiri dan selalu mengucap syukur.
Hari itu adalah hari pertama kedatangannya di panti jompo tersebut. Sang kakek sedang menunggu di lobby, sementara kamarnya sedang dibersihkan. Ketika akhirnya dia berjalan mengikuti petugas panti jompo menuju kamarnya, sang petugas mulai menceritakan tentang keadaan kamarnya yang kecil yang akan ditempatinya. “Saya menyukainya,” kata sang kakek dengan antusias seperti seorang anak kecil yang mendapatkan mainan yang diinginkannya. Sang petugaspun bertanya, “Pak, anda belum sampai ke kamar itu. Bagaimana anda bisa langsung suka?” Sambil tersenyum bijaksana sang kakek menjawab, “Hal itu tidak ada hubungannya. Kebahagiaan adalah sesuatu yang aku putuskan dari awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, itu tidak tergantung dari bagaimana perabotan nya diatur, atau bagaimana bentuk hiasan di kamar itu. Semua itu tergantung dari bagaimana aku mengatur dan memilih pikiranku. Dan aku memutuskan bahwa aku menyukainya.”
Dalam menjalani kehidupan ini, setiap kita juga memiliki pilihan. Kita bisa menghabiskan sepanjang hari dengan bersungut-sungut atau dengan penuh sukacita. Kita bisa menyalahkan Tuhan atas penyakit yang kita derita atau bersyukur karena banyak bagian lainnya yang begitu sehat. Kita bisa saja menangis seharian karena masalah yang kita hadapi, tapi kita pun bisa memilih untuk menyerahkannya ke dalam tangan Tuhan. Semuanya kita sendiri yang menentukan. Kebahagiaan yang sesungguhnya tidaklah tergantung pada situasi yang sedang kita alami, namun kebahagiaan yang sejati sebenarnya lebih tergantung pada bagaimana kita mengatur pikiran kita dan menyesuaikan dengan keadaan yang kita alami. Jadi jangan mendasarkan kebahagiaan kita pada hal-hal yang sedang terjadi, tetapi berbahagialah hanya karena Tuhan, maka Dia akan memberikan kepada kita apa yang menjadi keinginan hati kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, hari ini aku memutuskan untuk menerima semua yang terjadi dengan penuh rasa bahagia. Aku percaya, setiap hal yang terjadi di hidupku itu semua terjadi atas izin-Mu. Amin. (Dod).