Bacaan: Pkh 11:4-6
Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.
Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu.
Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.”
Renungan:
Suatu ketika seorang pria bernama Danny Thomas kehilangan tabungannya sejumlah 600 dolar. Pada saat itu juga ia sedang tidak memunyai pekerjaan dan istrinya juga sedang mengandung. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya ia berhutang kepada beberapa temannya. Saat itu Danny sedang mengalami saat-saat yang sukar dalam hidupnya. Seminggu sebelum bayinya dilahirkan, ia hanya memiliki uang 7 dolar dan 85 sen. Sambil menghela nafas Danny berkata dalam hatinya, “Apa yang dapat kami perbuat? Keputusasaan telah membuatku memasuki ujian yang pertama.”
Pada hari Minggu dalam ibadah di gereja, seperti biasa ia sudah berencana untuk memberi 1 dolar bila kantong kolekte diedarkan. Namun pagi itu diedarkan kantong kolekte untuk persembahan khusus. Ia pun ingin memberi lebih banyak dari biasanya. Akhirnya ia memberikan persembahan sejumlah 7 dolar. Kemudian ia berdoa, “Begini Tuhan, aku telah memberikan segala yang aku punya sebanyak 7 dolar dan aku membutuhkan jumlah sepuluh kali lipatnya karena istriku akan melahirkan dan aku harus membayar ongkos rumah sakitnya.” Ia pun pulang dengan sisa uangnya yang berjumlah 85 sen. Keesokan harinya ia ditawari pekerjaan dari sebuah perusahaan komersial. Pekerjaannya sepele, namun perusahaan tersebut bersedia membayarnya setiap hari langsung sebesar 75 dolar. Danny melompat kegirangan dan ternyata ia baru sadar ternyata kemarin saat di gereja ia memohon uang sepuluh kali lipat dari persembahan yang diberikannya. Tuhan memang memberikannya uang dengan jumlah yang ia inginkan sesuai dengan caranya Tuhan.
Sesulit apapun keadaan yang kita hadapi saat ini, Tuhan Yesus tidak akan pernah tinggal diam. Dia pasti menolong dengan cara dan waktu yang tepat. Gereja memang bukan arena judi, kalau kita memberi, maka kita akan menerima kembali 100 kali lipat. Tetapi Tuhan selalu melihat hati dan motivasi kita dalam melakukan segala sesuatu dan Ia juga tidak melihat jumlah pemberian kita. Jadi yang terpenting adalah lakukan kebenaran firman Tuhan. Menaburlan di tanah yang subur, berikanlah persembahan yang terbaik untuk Tuhan dengan motivasi yang benar, yaitu karena rasa syukur dan karena kita mengasihi Tuhan. Jangan pernah terkejut, kalau tiba-tiba Tuhan mengirimkan berkat-Nya 100 kali lipat, karena Dia berkenan atas persembahan kita yang tulus, murni dan penuh kasih. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, tambahkan imanku agar di masa-masa sulit ini aku tetap berpegang pada-Mu dan menomor satukan Engkau dalam hidupku. Amin. (Dod).