Bacaan: Yohanes 15:15 “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.”
Renungan:
Memiliki sahabat adalah hal indah dan membahagiakan bagi siapa saja, karena sahabat adalah pribadi yang selalu siap setiap saat baik suka maupun duka, yang bisa menerima dan mengerti kelemahan maupun kelebihan kita dan bersedia ada di segala situasi kita. Hubungan persahabatan memang indah karena hubungan ini saling membutuhkan, saling melengkapi, saling mengerti dan saling memerhatikan. Untuk menciptakan hubungan yang indah ini diperlukan komunikasi yang baik. Jika tidak, maka bagaimana bisa seseorang kita sebut sebagai sahabat, bukankah hubungan persahabatan itu erat dan penuh komunikasi?
Di dalam Alkitab hubungan persahabatan yang indah seperti ini terjadi pada hubungan Abraham dengan Tuhan. Secara nyata kita dapat melihatnya pada kisah Sodom dan Gomora. Ada perkataan Allah yang menarik di sana. Bisa dibilang, mungkin saat itu Allah seperti sedang bergumam di dalam hati-Nya, “Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang akan aku lakukan ini?” Tuhan seakan resah dan merasa tidak enak bila menyembunyikan sesuatu dari Abraham. Ia merasa perlu menceritakan keinginan-Nya untuk memusnahkan Sodom dan Gomora kepada Abraham. Menariknya lagi, kita melihat bagaimana Abraham bisa dengan bebasnya tawar menawar dengan Allah, seperti tidak ada batasan. Beginilah hubungan persahabatan yang benar. Menganggap satu sama lain penting, sehingga merasa perlu untuk saling bertanya, berdiskusi dan merasa tidak enak bila menyembunyikan sesuatu. Hubungan yang indah bukan? Lalu apakah kita pun bisa memiliki hubungan yang indah ini dengan Tuhan?
Sesungguhnya Tuhan bisa menjadi Sahabat bagi siapa saja, tanpa memilih-milih. Bila kita ingin Tuhan menjadi sahabat kita, maka kita harus memiliki hubungan yang erat dengan-Nya. Ingat, hubungan yang erat hanya tercipta dari komunikasi yang erat pula. Berdoa dan merenungkan firman-Nya adalah sarana komunikasi yang dapat kita pakai untuk terhubung dengan-Nya.
Sekarang tinggal bagaimana kita? Maukah kita menjadikan-Nya Sahabat? Berkomunikasilah dengan bebas kepada Tuhan, namun sopan. Nyatakanlah segala isi hati kita kepada-Nya. Walau tak terlihat, sesungguhnya Dialah yang paling dekat dengan kita daripada sahabat kita yang lain. Mari kita jadikan Tuhan menjadi sahabat yang nomor satu dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mau menjadi sahabat sejati dalam hidupku. Ajarilah aku untuk melekat erat pada-Mu, sehingga aku dapat mengerti dan memahami apa yang Kau inginkan aku perbuat bagi-Mu dan bagi sesamaku. Amin. (Dod).